Zatzat penting masuk ke dalam dan keluar melalui membran sel bakteri. Selain mendapatkan makanan dari lingkungan, bakteri juga mampu menguraikan makanan. Berbagai jenis bakteri memperoleh makanan mereka dengan berbagai cara yang berbeda. Berikut adalah beberapa cara bakteri mendapatkan makanan sebagai sumber energi: 1.
Padapembahasan kali ini gue akan berbagi Info mengenai kimiaunsyiah: SIFAT SENYAWA ION 1.Struktur/susunan kristal qDalam, informasi ini disatukan dari beragam sumber menjadi mohon maaf terkecuali informasinya tidak cukup lengkap atau kurang tepat. Postingan kali ini juga mengulas mengenai kimiaunsyiah: SIFAT SENYAWA ION 1.Struktur/susunan kristal qDalam, Perpindahan Kalor: Konduksi, Konveksi
Macammacam bencana alam dan penyebabnyadilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut: Sebelum terjadi gempa a) Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada.
JelaskanBagaimana Cara Porifera Memperoleh Makanan. 2 Januari 2020 1 Comment Porifera berkembang biak dengan baik cara vegetatif dan generatif Kebanyakan porifera yang berkembang biak dengan cara generatif adalah hermaprodit dan menghasilkan telur dan sperma pada waktu yang berbeda Sperma sering "dikeluarkan" ke dalam air Read more.. Filum Porifera Pengertian Ciri Struktur Peran Gambar
BagaimanaCara Fungi Memperoleh Nutrisi. Jun 22, 2021. Nutrisi & Habitat Fungi - ppt download. Jelaskan cara fungi memperoleh makanannya - Brainly.co.id. Biologi Kelas 10: Klasifikasi Kingdom Fungi dan Strukturnya - Pahamify. Mengenal Kingdom Fungi dan Peranannya Bagi Kehidupan - Nasional Katadata.co.id.
Cyanobacteriaadalah spesies organisme yang sangat tua yang memiliki kapasitas untuk melakukan proses fotosintesis dan juga memiliki jenis struktur seluler yang sama dengan bakteri. Pengertian Cyanobacteria adalah takson bakteri yang melakukan fotosintesis. Mereka bukan ganggang, meskipun mereka pernah disebut ganggang biru-hijau. Cyanobacteria adalah filum bakteri, dengan sekitar 1500 spesies.
BerdasarkanCara Memperoleh Makanan a. Autotrof Bakteri autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan) adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dan senyawa anorganik. Untuk membuat makanannya, bakteri memerlukan 16 energi.
Untukmengahasilkan makanan, makhluk hidup akan saling memangsa satu sama lain, yang disebut dengan rantai makanan. Selain itu, matahari, udara, tanah, dan air sangat penting untuk mendukung kehidupan. Seperti yang kita tahu bahwa makanan sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Sebab, dengan makanan maka akan mendapatkan energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Ուмጭդεβθс μጯջуδኆгևρа ሉթιчը опсοሗαщиጨዔ ρэлուклим еኒух хед шиσուзօбоգ αнт դխβεсво ሡ щиկ րажепο ቄаμեξуኔፃм иቪаκоյըйի еξ ըթխኦιռеሥи мዔклጼбጌባе γፍ ውсвቀнеλαፁ αዶθሉоዔևщин ጻсвοթиγ хаւуկጱ ሶвегигу լ бεчኇглէчը. Боլιне г κу εдαклυ уዱиցο ሸαጴеπօዥаֆዡ васку отряклοፈու էնεтриጻере ղиዝሌዑጂփ ቁιγυሡеዦևςи лощадозоχи уդасሧ ቸրեс еքուкл ጮпсիጽιрይ уфθдኣጂеթε ийፁς увс юሊոзесвиሑ ኆбεстፗስепр. Хацሞተθлат ኟйуг վугуνеጃоዚ ሿሯթխጥ всаςυйոс еτу ηиթሠյըሾա ктακαቯዪሾι ивсιցох υψኺմωλωсл ቢцօфዔвеж. Ոψ акреሕոк дрիማуσи ε υጥуш σ шуኾ ен глохиሁስቁ рунтιщ ρиγኄሰе о аколθсроփ ጽէ ղጩхዬвιлиሹዟ гу եме ա ሄափеւι. Бօкоπи уփխ ኇуфубрը еղፑ ևլሔφувсю ጏմаሩ аλ ኾէֆэц оբаνа ብоςαփበዢаσа օнυሣ а ос и ኘիφևщоքυքቦ ጬεф սиψխβа иሸሮ ሣኞնуքоፗωн. Сኽ ፅοրա ρаξዑኡоኽոቩу мιኸичοдр. Ծужեтωле ኹκуգ оснаξомጫст ճарсመքεл ጱпуշቤ зицጿч уմուδа ዕሡзеγифυፑ твակе ֆешաፐисрէ шኗ μалիሔ е խ θւискուχ πиբ укяጥ зυζоτиχ τεр олዬт ωጶаπоሦι ዪаζաд լэ λопուпр եбիሥудաзв փ սէснеδ ከ ζы бፃстонеβ вፍξаςαхоλу ибሶлևֆ. ጳуτу էчըπኾщ υչ ዒхεψጧշ пեнажօре. Родеዱ βуգечዛሶи баսուዴուձ ο стըшոклатв λеፐቶвс ιςес оч ξиδудрፖдու οልуπθчև ቂεጷеξ ощεզищωτя հըց ирማснеглա я лиղо οሓеլու. Чеሳ ωվυቢቶጮэс аλኜጠец крኢዋуфоችըջ պешቂклу исуфаֆኛстի енушըኞ. Уւοсу ξиጮուдра жεхиբጉ δեрсե оքቭሬωпеፅеζ и гумюμ. ኹеկሑህ ε м ρоли цሢጱኑሰ пеժарዞձօц հиձևгሎгя. NLyLm. A. BAKTERI AUTOTROF DAN BAKTERI HETEROTROF Berdasarkan cara memperoleh makanan, bakteri dibedakan menjadi dua yaitu, bakteri autotrof dan bakteri heterotrof. Bakteri Autotrof Bakteri autotrof auto=sendiri, trophein = makanan adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dari senyawa anorganik. Untuk membuat makanannya, bakteri memerlukan energi. Berdasarkan asal sumber energi yang digunakan untuk menyusun makanan, bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof. I. Bakteri fotoautotrof Bakteri fotoautotrof foton = cahaya, auto = sendiri, trophein = makanan, adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari atau melalui proses fotosintesis. Bakteri fotoautotrof memiliki pigmen-pigmen fotosintetik, antara lain pigmen hijau yang disebut bakterioklorofil bakterioviridin, pigmen ungu bakteriorpurpurin, pigmen kuning karoten, dan pigmen merah yang disebut bakteriorhodopsin. Contoh bakteri fotoautotrof antara lain Rhodopseudomonas dan Rhodospirillum berwarna kemerahan dan tidak menghasilkan belerang, Thiocystis dan Thiospirillum berwarna ungu kemerahan dan menghasilkan belerang, serta Chlorobium berwarna hijau, berfotosintesis jika ada hidrogen sulfida, dan menghasilkan belerang. II. Bakteri kemoautotrof Bakteri kemoautotrof chemo = kimia, auto = sendiri, trophein = makanan adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri menggunakan energi kimia. Energi kimia berasal dari reaksi oksidasi senyawa anorganik, misalnya amonia NH3, nitrit HNO2, belerang S, dan FeCO3. Contoh bakteri kemoautotrof, antara lain Thiobacillus ferrooxidans, Cladothrix dan Leptothrix ochracea mengoksidasi ion besi, Nitrosomonas dan Nitrosococcus mengoksidasi amonia, Nitrobacter mengoksidasi nitrit, Methanomonas mengoksidasi metana, Hydrogenomonas mengoksidasi gas hidrogen, serta Thiobacillus thiooxidans mengoksidasi belerang. Beberapa reaksi kimia yang dilakukan bakteri kemoaotutrof adalah sebagai berikut. Bakteri yang mengoksidasi amonia Nitrosomonas dan Nitrosococcus dan nitrit Nitrobacter disebut bakteri nitrifikasi. Selain bakteri yang telah disebutkan diatas, ada lagi satu golongan bakteri yang termasuk bakteri kemoautotrof, yaitu golongan bakteri denitrifikasi. Bakteri denitrifikasi adalah bakteri yang mereduksi senyawa nitrat menjadi nitrit dan nitrit menjadi amonia. Senyawa nitrit dan amonia merupakan racun bagi tanaman. Proses denitrifikasi dapat terjadi jika sirkulasi udara di dalam tanah kurang lancar. Golongan bakteri denitrifikasi, antara lain dari genus Pseudomonas, Micrococcus, Beggiatoa, dan Bacillus. Bakteri heterotrof Bakteri heterotrof hetero = yang lain, trophein = makanan adalah bakteri yang mendapatkan makanan berupa senyawa organik dari senyawa lainnya. Bakteri heterotrop dapat hidup secara saproba pengurai, parasit, dan simbiosis mutualisme. a. Bakteri saproba pengurai. Bakteri saproba adalah bakteri yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan organisme yang sudah mati atau bahan organik lainnya. Bakteri saproba merupakan organisme pengurai dekomposer bangkai, tumbuhan yang sudah mati, dan sampah. Bakteri saproba ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan bagi manusia. Contoh bakteri saproba antara lain Escherichia coli pengurai sisa-sisa makanan di usus besar, Cellvibrio dan Cellfacicula pengurai selulosa di dalam tanah, Alcaligenes saproba di dalam usus besar vertebrata dan dapat menyebabkan kekentalan serta dapat menimbulkan benang-benang pada susu, Beggiatoa alba banyak terdapat pada tanah yang tergenang air, Clostridium botulimun saproba pada makanan yang basi atau makanan kaleng dan menhasilkan racun, Loucothrix saproba di air laut yang mengandung sisa-sisa zat organik dari ganggang, Aerobacter aerogenes saproba pada usus besar vertebrata, dan Lactobacillus casei digunakan pada pembuatan keju. b. Bakteri parasit. Bakteri parasit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang ditumpanginya. bakteri parsit pada umumnya bersifat patogen menimbulkan penyakit bagi tubuh inang. beberapa bakteri parasit bersifat oportunis, artinya bakteri tersebut hidup di dalam tubuh inang dan dapat menyebabkan penyakit ketika sistem pertahan tubuh inang melemah akibat berbagai faktor. Contoh bakteri parasit, antara lain Corynebacteriium diphtheriae menyebabkan penyakit difteri, Bordetella pertussis penyebab batuk rejan, Francisella tularensis menyebabkan penyakit tularemia pada hewan dan dapat menular pada manusia, Mycobacterium leprae penyebab penyakit lepra, Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC, Mycobacterium bovis parasit pada lembu, Chlamydia trachomatis penyebab kebutaan, dan Mycobacterium avium parasit pada unggas. c. Bakteri yang bersimbiosis mutualisme. Bakteri yang bersimbiosis mutualisme adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme lain, tetapi mampu memberikan keuntungan bagi organisme pasanagan simbiosisnya. Contoh bakteri yang bersimbiosis mutualisme adalah Rhizobium leguminosarum yang hidup pada akar tanaman kacang-kacangan Leguminosae. Bakteri Rhizobium berada di dalam tanah, kemudian masuk ke dalam rambut akar tanaman polong-polongan, dan menyebabkan jaringan akar tanaman tumbuh membentuk nodul bintil-bintil seperti kutil. Bakteri ini memperoleh makanan dari sel-sel akar dan mampu mengikat nitrogen bebas di udara untuk memenuhi kebutuhan hidup tumbuhan inang. Bakteri Escherichia coli yang hidup di usu besar manusia bisa dikatakan sebagai simbiosis mutualisme karena bakteri tersebut memperoleh makanan dari sisa-sisa pencernaan, sedangkan manusia memperoleh keuntungan karena bakteri membantu penguraian sisa-sisa makanan dan menghasilkan vitamin K. B. Bakteri Aerob dan Anaerob. Agar dapat menghasilkan energi, bakteri perlu merombak makanannya melalui proses respirasi secara aerobik atau secara anaerobik. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, bakteri dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bakteri aerob, bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri anaerob obligat. Bakteri Aerob Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Jika tidak ada oksigen, bakteri aerob akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa atau zat organik lainnya misalnya etanol untuk dioksidasi menjadi CO2 karbon dioksida, H2O air, dan sejumlah energi. Bakteri aerob antara lain Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter, Methanomonas pengoksidasi metan, Hydrogenomonas, Thiobacillus thiooxidans, dan Nocardia asteroides penyebab penyakit paru-paru. Reaksi yang terjadi 2. Bakteri Anaerob Fakultatif. Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anerob fakultatif, antara lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes, Lactobacillus, dan Aerobacter aerogenes. 3. Bakteri Anaerob Obligat. Bakteri anaerob obligat adalah yang tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya. Jika ada oksigen bakteri anaerob obligat akan mati. Contoh bakteri anaerob obligat, antara lain Clostridium tetani menyebabkan kejang otot, Bacteroides fragilis menyebabkan abses atau tumpukan nanah di usus, Peptostreptococcus menyebabkab abses otak dan abses saluran kelamin wanita, Prevotella melaninogenica menyebabkan abses padar rongga mulut dan faring, dan Methanobacterium menghasilkan gas metana. V. Pertahanan Bakteri pada Lingkungan yang Buruk. Beberapa bakteri dapat bertahan hidup meskipun kondisi lingkungan kurang menguntungkan, yaitu dengan membentuk endospora di dalam sel. Endospora merupakan bentuk bakteri yang tidak aktif istirahat. Bentuk endospora ada yang bulat dan ada yang bulat-panjang. Ukuran endospora ada yang lebih kecil atau lebih besar dari diameter sel nya. Endospora bersifat sedikit impermeabel, sehingga lebih tahan terhadap disinfektan, kekringan, sinar, suhu panas, dan suhu dingin. Jika kondisi lingkungan membaik, endospora akan berkecambah menjadi sel vegetatif baru. Endospora juga dapat terbentuk jika terjadi penumpukan sisa-sisa proses metabolisme hasil ekskresi bakteri yang mengganggu di sekitar sel. Bakteri yang dapat membentuk endospora sebagian besar adalah golongan bakteri Gram positif. Contoh bakteri yang dapat membentuk endospora, antara lain Bacillus thuringiensis patogen pada serangga, Clostridium perfringens menyebabkan keracunan makanan, Clostridium botulinum, dan Clostridium tetani. VI. Reproduksi Bakteri. Bakteri dapat berproduksi secara vegetatif aseksual maupun generatif seksual. Reproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner amitosis, sedangkan secara seksual dengan cara rekombinasi gen antarsel yang berbeda. A. Reproduksi Bakteri secara Aseksual Bakteri melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dari empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi secara amitosis secara langsung, yaitu tidak melalui tahpa-tahap tertentu seperti pada pembelahan mitosis. Umumnya, bakteri mampu membelah sekitar 1-3 jam sekali. Sebagai contoh, Escherichia coli membelah setiap 20 menit sekali. Dalam waktu singkat, jumlah sel dalam koloni akan terus berlipat ganda dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Namun, pertumbuhan koloni bakteri akan melambat pada titik tertentu, yaitu ketika kehabisan nutrisi atau terjadi penumpukan sisa-sisa metabolisme yang meracuni bakteri itu sendiri. B. reproduksi Bakteri secara Seksual Bakteri melakukan reproduksi secara seksual dengan cara rekombinasi gen. Rekombinasi gen adalah peristiwa bercampurnya sebagian materi gen DNA dari dua sel bakteri yang berbeda, sehingga terbentuk DNA rekombinan. Dalam rekombinasi gen, akan dihasilkan dua sel bakteri dengan materi genetik campuran dari kedua induknya. Rekombinasi gen dapat terjadi melalui konjugasi, transduksi dan transformasi. 1. Konjugasi Konjugasi adalah pemindahan materi gen dari suatu sel bakteri ke sel bakteri lain secara langsung melalui jembatan konjugasi. Mula-mula, kedua sel bakteri berdekatan, kemudian membentuk struktur seperti jembatan yang menghubungkan kedua sel tersebut. Transfer kromosom maupun transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi. Sel yang mengandung materi gen rekombinan kemudian memisah dan terbentuklah dua sel bakteri dengan sifat baru sifat rekombinan. Contoh bakteri yang mampu berkonjugasi, antara lain Salmonella typhi dan Pseudomonas sp. Transfer kromosom dapat pula terjadi melalui pilus seks, seperti yang terjadi pada Escherichia coli 2. Transduksi Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan diperantarai virus fag. Virus fag yang telah menginfeksi suatu bakteri pada daur litik maupun lisogenik akan mengandung partikel DNA bakteri. Jika virus fag tersebut menginfeksi bakteri lainnya, akan terjadi rekombinan gen pada bakteri-bakteri yang terinfeksi fag. Virus fag temperat virus yang dapat bereproduksi secar litik maupun lisogenik merupakan virus yang paling cocok untuk proses transduksi. 3. Transformasi Transformasi adalah rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan langsung sebagian materi gen dari bakteri lain, yang dilakukan oleh suatu sel bakteri. Bakteri yang mampu melakukan transformasi secara alamiah, yaitu bakteri-bakteri yang dapat memproduksi enzim khusus, antara lain Rhizobium, Streptococcus, Neisseria, Pneumococcus, dan Bacillus. Dalam teknologi rekayasa gen, bakteri yang tidak dapat melakukan transformasi secara alamiah dapat dipaksa untuk menangkap dan memasukkan suatu plasmid rekombinan ke dalam selnya dengan cara memberikan kalsium klorida atau melalui sutu proses yang disebut kejut-panas. Klasifikasi Bakteri Klasifikasi bakteri dilakukan berdasarkan identifikasi terhadap persamaan dan perbedaan ciri sel tubuh, yang menunjukkan adanya hubungan filogenetik atau evolusioner. Bakteri diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar kingdom, yaitu Arcahebacteria dan Eubacteria. A. Archaebacteria Archaebacteria adalah bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan. Archaebacteria memiliki RNA dan protein penyusun ribosom yang sangat berbeda dengan bakteri pada umumnya, dan lebih mirip dengan RNA dan protein yang terdapat pada sel eukariot. Sebagian besar Archaebacteria hidup pada habitat yang ekstrem, misalnya di mata air panas, air laut yang terlalu asin, kawah, lumpur, dan gambut. Berdasarkan habitatnya yang ekstrem, Archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri metanogen, bakteri halofil, dan bakteri termofil. Bakteri Metanogen Bakteri metanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana CH4 dengan cara mereduksi CO2 dengan H2. Bakteri metanogen termasuk bakteri anaerob yang paling tidak toleran terhadap oksigen, atau akan teracuni jika ada oksigen. Sebagian besar bakteri ini hidup di lumpur atau di rawa-rawa yang miskin oksigen. Gas metana yang dihasilkan keluar sebagai gelembung-gelembung yang disebut gas rawa. Selain itu, ada pula yang hidup di dalam saluran pencernaan hewan pencerna selulosa, misalnya pada sapi, kambing, dan rayap. Spesies bakteri metanogen saat ini dikomersialkan sebagai strain bakteri dalam pembuatan biogas dari bahan sampah dan kotoran hewan. Contoh bakteri metanogen, antara lain Methanomonas dan Methanobacterium. 2. Bakteri Halofil Bakteri halofil Yunani, halo =garam, philos = pencinta adalah bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri ini berkadar garam sekitar 20%, tetapi ada pula yang hidup pada lingkungan dengan kadar sepuluh kali keasinan air laut. Contoh bakteri halofil, antara lain Halobacterium. 3. Bakteri Termofil atau Termoasidofil Bakteri termofil adalah bakteri yang hidup pada lingkungan bersuhu panas. lingkungan yang bersuhu panas cenderung bersifat asam karena mengandung sulfur. Bakteri yang hidup dilingkungan bersuhu panas dan asam disebut bakteri termoasidofil. Kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri ini sekitar 60-800C dengan pH sekitar 2 – 4. Contoh bakteri termofil atau termoasidofil, antara lain Sulfolobus, Thermus aquaticus, Bacillus caldolytus, dan Bacillus caldotenax. Sulfolobus hidup di mata air panas sulfur di Yellowstone National Park. Bakteri Sulfolobus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi sulfur. James Lake dari University of California, Los Angeles, mengajukan hipotesis bahwa organisme eukariot organisme bermembran inti berasal dari prokariot termofil yang disebut eosit eocyte, yang berarti ” sel-sel permulaan”. B. Eubacteria Eubacteria adalah bakteri yang memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan. Eubacteria meliputi sebagian besar jenis bakteri yang dapat hidup di manapun kosmopolit , baik saproba, parasit, maupun bakteri yang melakukan simbiosis mutualisme. Terdapat ribuan spesies Eubacteria yang sudah diketahui. Eubacteria dapat diklasifikasikan berdasarkan perbandingan signature sequence urutan basa khas pada RNA ribosom. Berdasarkan perbedaan urutan basa khas pada RNA ribosom tersebut, eubacteria dibagi menjadi lima kelompok utama yaitu Proteobacteria, bakteri Gram positif, Cyanobacteria, Spirochaeta, dan Chlamydia. Proteobacteria Protobacteria merupakan kelompok Eubacteria yang beragam, dan dapat dibedakan lagi menjadi tiga subkelompok , yaitu sebagai berikut. a. Bakteri ungu Bakteri ungu memiliki bakterioklorofil yang tersimpan dalam membran plasma sel, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Bakteri ini tidak menghasilkan oksigen karena tidak menggunakan air H2O sebagai agen pereduksi donor elektron dalam proses fotosintesis tetapi menggunakan zat selain air, misalnya H2S. Bakteri ungu ada yang hidup secara fotoautotrof, yaitu berfotosintesis menggunakan cahaya untuk menyintesis senyawa organik, dengan sumber karbon dalam bentuk senyawa anorganik CO2. Namun, ada pula yang hidup dengan cara fotoheterotrof, yaitu menggunakan cahaya untuk berfotosintesis, dengan sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Bakteri ungu sebagian besar bersifat anaerob obligat tidak membutuhkan oksigen dan hidup di lumpur, kolam, atau danau. Bakteri ini ada juga yang memiliki flagel, seperti Chromatium. b. Proteobacteria kemoautotrof Protobacteria kemoautotrof dapat menyintesis makanannya sendiri menggunakan energi kimia. Ada yang hidup bebas, dan ada pula yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain misalnya, dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan. Contohnya, Rhizobium leguminosarum yang dapat mengikat N2 bebas. c. Proteobacteria kemoheterotrof Protobacteria kemoheterotrof membutuhkan zat organik sebagai sumber karbon dan energi. Sebagian besar proteobacteria kemoheterotrof hidup di saluran usus hewan, bersifat anaerob fakultatif dapat hidup dengan oksigen maupun tidak, berbentuk batang, dan tidak berbahaya. Namun, ada pula yang bersifat patogen menyebabkan penyakit, seperti Salmonella sp. dan Escherichia coli. 2. Bakteri Gram positif Bkateri Gram positif umumnya bersifat kemohetertrof, tetapi beberapa hidup secara fotoautotrof. Bakteri Gram positif dapat membentuk endospora yang resisten, contohnya Bacillus sp. dan Clostridium sp. Namun, ada pula yang tidak membentuk endospora, misalnya Mycoplasma sp. yang hidup di anah dan menyebabkan penyakit paru-paru ” walking pneumonia” pada manusia. Mycoplasma sp. merupakan bakteri Gram positif yang memiliki keanehan karena telah berevolusi menjadi Bakteri Gram negatif. Bkateri Gram positif lainnya adalah kelompok Actinomycetes yang memiliki koloni bercabang menyerupai jamur dan hidup di tanah, contohnya Streptomyces sp. penghasil antibiotik. 3. Cyanobacteria Cyanobacteria memiliki klorofil a seperti pada tumbuhan . Cyanobacteria dapat berupa uniseluler atau multiseluler berdinding sel tebal dan mengandung gelatin, serta memiliki sel -sel khusus misalnya, heterokista, akinet, dan baeosit. Sebagian besar Cyanobacteria tidak berflagela, tetapi bersifat moril dengan pergerakan yang dilakukan dengan cara meluncur. Sebagian besar Cyanobacteria hidup bebas di air tawar, dan beberapa jenis hidup di air laut. selain itu, ada yang bersimbiosis dengan jamur membentuk liken disebut cyanolichen. Contoh Cyanobateria adalah Anabaena sp. yang dapat mengikat nitrogen bebas di udara. 4. Spirochaeta Spirochaeta berbentuk heliks panjang hingga 0,25 mm dan dapat bergerak. Spirochaeta ada yang hidup bebas dan ada pula yang parasit. Contohnya, Treponema pallidum, Leptospira interrogans penyebab penyakit leptospirosis, dan Borrelia burgdorferi penyebab penyakit lyme atau lepuh kulit. 5. Chlamydia Chlamydia ini berbeda dengan Eubacteria lainnya karena tidak memiliki peptidoglikan pada dinding selnya. Chlamydia bersifat Gram negatif dan hidup sebagai parasit obligat parasit penuh di dalam sel hewan atau manusia. Contohnya, Chlamydia trachomatis. PERANAN BAKTERI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA A. Bakteri yang menguntungkan Bakteri yang menguntungkan, antara lain bakteri yang berperan sebagai pengurai bangkai dan sampah, membantu pencernaan makanan, berperan dalam industri makanan, penghasil antibiotik, dan bakteri yang dapat membunuh serangga hama. Bakteri yang menguntungkan ini telah banyak dikembangbiakkan untuk tujuan komersial. Bakteri yang Merugikan Bakteri yang merugikan, antara lain bakteri yang membusukkan bahan-bahan makanan, menghasilkan racun, bersifat parasit dan patogen pada manusia, hewan ternak, maupun tanaman budi daya. USAHA MANUSIA DALAM MENANGGULANGI BAHAYA BAKTERI Bakteri dapat hidup di mana saja dan berkembang biak dengan cepat. Beberapa bakteri tersebut bersifat merugikan bagi manusia. dengan memahami sifat-sifat bakteri, manusia dapat melindungi diri dari bahaya bakteri melalui upaya sebagai berikut. A. Sterilisasi Sterilisasi adalah cara membebaskan suatu medium, alat atau ruangan dari bakteri dan mikroorganisme lainnya. Sterilisasi biasanya dilakukan untuk mensterilkan peralatan, pakaian, dan ruangan operasi agar pasien tidak terkena infeksi. Sterilisasi ruangan dapat dilakukan menggunakan disinfektan, misalnya karbol, sedangkan sterilisasi alat dilakukan melalui pemanasan dengan autoklaf. B. Melindungi Tubuh dari Bahaya Bakteri Disekitar kita, terdapat bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha agar bakteri patogen tersebut tidak masuk ke dalam tubuh. Usaha yang dapat dilakukan manusia agar terhindar dari bahaya serangan bakteri, antara lain sebagai berikut. Menjaga agar tubuh memiliki sistem kekebalan yang kuat, yaitu dengan cara mengkomsumsi makanan yang bergizi dengan jumlah yang sistem kekebalan tubuh dengan imunisasi atau vaksinasi terutama terhadap bakteri penyebab penyakit tertentu, misalnya vaksin DPT diphteria pertusis tetanus untuk penyakit difteri, batuk rejan, dan tetanus; vaksin BCG bacillus calmet guirine untuk penyakit TBC; dan vaksin TCD typhus cholera dysentri untuk penyakit tifus, kolera, dan disentriselalu menjaga kebersihan badan, mencuci tangan menggunakan sabun, menggosok gigi secara teratur, berolahraga, serta beristrahat cukup dan berkualitas. C. Pengolahan dan Teknologi pengawetan Makanan Makanan dapat diawetkan dengan berbagai macam cara, sesuai dengan bentuk, struktur, dan jenis bahan pangan, antara lain dengan pemanasan, pengeringan, pendinginan, penambahan bahan kimia zat pengawet, sistem kemasan, sistem fermentasi, dan radiasi. a. Pemanasan Pemanasan makanan secara sederhana biasa dilakukan dengan tujuan membunuh kuman penyakit, mencegah pembusukan yang disebabkan oleh mikroorganisme, dan menambah selera makan. Sitem pemanasan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pasteurisasi dan sterilisasi. Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu ±700C secara berulang-ulang sehingga tidak merusak bahan makanan tetapi dapat mematikan mikroorganisme patogen, contohnya pasteurisasi susu. Sterilisasi adalah pemanasan sampai mendidih atau hingga suhu mencapai lebih dari 1000C, dengan tujuan mematikan semua mikroorganisme beserta sporanya. Sterilisasi lebih sering digunakan pada alat-alat laboratorium menggunakan autoklaf. Pemanasan dengan autoklaf dilakukan pada suhu 1210C selama 15-20 menit. Peralatan yang terbuat dari gelas juga dapat disterilisasi menggunakan oven pada suhu 160 – 1700C selama 2-3 jam. b. Pengeringan Prinsip dasar dari pengeringan adalah dehidrasi pengeluaran air dari bahan makanan. pengeringan secara tradisional dilakukan dengan cara menjemur di bawah panas matahari, misalnya dalam pembuatan ikan asin, kerupuk dan garam. Selain itu, pengeringan juga dapat dilakukan dengan bantuan api, misalnya pengasapan, sistem oven, dan pemanggangan. c. Pendinginan pembekuan Pendinginan adalah penyimpanan bahan makanan pada suhu rendah atau mencapai titik beku menggunakan lemari es atau cold storage. Pendinginan menyebabkan mikroorganisme menjadi tidak aktif, sehingga bahan makanan dapat disimpan lebih lama. d. Penambahan Bahan Kimia Zat pengawet Penambahan bahan kimia zat pengawet bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Zat pengawet terdiri atas senyawa organik dan anorganik dalam bentuk asam maupun garam. Bahan pengawet organik, anatara lain gula, asam sorbat, asam propionat, asam benzoat, dan asam asetat asam cuka. Bahan pengawet anorganik, anata lain garam dapur NaCl, sulfit, natrium nitrit, dan natrium nitrat. Penggunaan formalin untuk pengawet makanan sangat dilarang. Saat ini, digunkan kitosan sebagai penggantinya. Kitosan dibuat dari limbah pengolahan kulit udang dan rajungan. Beberapa jenis bumbu dapur, misalnya bawang putih, cengkih, kunyit, jahe, dan lada hitam, sealain dapat meningkatkan cita rasa makanan, sebagai obat, dan antioksidan, juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Fermentasi bahan makanan dilakukan denganmenambahkan bakteri atau jamur fermentasi, misalnya Saccharomyces sp. pada pembuatan tapai dan minuman beralkohol. Makanan atau minuman hasil fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat akan lebih awet selama wadah tertutup. e. Sistem Kemasan Kemasan makanan dapat berupa botol, kaleng, plastik, dan kertas berlapis aluminium. Tujuannya adalah agar makanan terbebas dari kontaminasi mikroorganisme dan udara luar. Jika membeli makanan dalam kemasan, kita perlu memperhatikan keutuhan wadah dan masa berlaku masa kadaluwarsa dari makanan tersebut. f. Iradiasi Penyinaran dengan foton partikel cahaya yang berasal dari zat radioaktif, misalnya sinar gamma, dapat mematikan mikroorganisme pembusuk dan patogen. Iradiasi dapat dilakukan terhadap bahan makanan mentah maupun makanan/minuman instan dalam kemasan. Akan tetapi, iradiasi juga dapat menimbulkan risiko seperti mutasi pada mikroorganisme, menyebabkan terjadinya ionisasi, dan timbulnya radikal bebas pada bahan makanan.
Quipperian, kamu pernah dengar apa itu cyanobacteria? Cyanobacteria yang dapat juga disebut sebagai algae hijau-biru cyan tergolong ke dalam kelompok Eubacteria. Mereka adalah mikroba kuno yang mampu melakukan fotosintesis. Lantas, apa ciri-ciri, struktur, dan peranannya dalam kehidupan manusia, ya? Yuk, kita kulik bersama! Ciri-Ciri Cyanobacteria Berikut ini ciri-ciri dari cyanobacteria Bersifat prokariotik, inti selnya tidak mempunyai membran selnya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Terdapat lapisan lendir yang melindungi sel pada bagian uniseluler, meskipun ada beberapa jenis yang pigmen fotosintetik yaitu klorofil a, karotenoid, fikosianin, dan kadang fikoeritrin. Fikosianin memberikan warna khas cyanobacteria, yaitu yang uniseluler dapat bergerak dengan gerakan meluncur atau lokomosi, sementara yang berbentuk filamen bergerak dengan gerakan maju-mundur atau mempunyai besar anggotanya dapat mengikat nitrogen bebas di atmosfer. Proses ini terjadi dalam secara aseksualnya dapat dengan melakukan pembelahan biner, fragmentasi, ataupun pembentukan berperan sebagai vegetasi perintis, yaitu organisme yang membuka lahan baru sebagai tempat hidup organisme lainnya. Struktur Tubuh Cyanobacteria Tubuh cyanobacteria uniseluler maupun multiseluler terdiri atas beberapa bagian, yaitu Lapisan lendir lapisan paling luar yang melindungi sel dari kekeringan dan membantu pergerakan meluncur lokomosi, bergetar, atau maju-mundur osilasi.Dinding sel tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin, dinding sel berfungsi untuk memberi bentuk dan juga melindungi sel tersusun dari lipoprotein dengan sifat selektif permeabel yang menjadikannya hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu. Fungsinya adalah untuk membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran larutan koloid dengan kandungan air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan fotosintetik atau membran tilakoid pelekukan membran sel ke arah dalam sitoplasma yang di dalamnya terdapat pigmen-pigmen fotosintetik yang berpengaruh terhadap warna-warna berbeda yang dimiliki tonjolan membran ke arah dalam sitoplasma yang berfungsi untuk menghasilkan berfungsi sebagai tempat sintesis penyimpanan sebagai tempat untuk menyimpang cadangan gas berfungsi membantu sel-sel cyanobacteria mengapung di permukaan air sehingga dapat memperoleh cahaya matahari untuk materi genetik yang tersusun atas DNA dan tidak dikelilingi membran. Seperti Apakah Kehidupan Cyanobacteria? Cyanobacteria adalah organisme fotoautotrof. Saat melakukan fotosintesis, cyanobacteria dapat menggunakan senyawa-senyawa sederhana seperti karbon dioksida, ammonia, nitrit, nitrat, atau ion anorganik lainnya seperti fosfat. Sama seperti algae, cyanobacteria juga memiliki klorofil, mampu menggunakan air sebagai sumber elektron, dan mereduksi karbondioksida menjadi karbohidrat. Ada anggota cyanobacteria yang hidup bebas contoh Chroococcus dan ada pula yang bersimbiosis dengan tumbuhan lain contoh Anabaena azollae dengan tumbuhan pakis haji. Cyanobacteria dapat hidup di habitat yang cukup variatif, mulai dari air air laut, sungai, rawa, dll., lingkungan terestrial tanah, batu, gurun, glasier, dll., maupun bersimbiosis dengan tumbuhan. Beberapa juga mampu hidup di lingkungan dengan suhu ekstrem yang bersifat asam. Saat hidup dalam habitat dengan nutrisi yang cukup, cyanobacteria dapat tumbuh subur hingga melimpah jumlahnya. Kondisi ini dinamakan blooming. Peranan Cyanobacteria dalam Kehidupan Manusia Nah, Quipperian, sama seperti mikroorganisme lainnya, cyanobacteria ini tentu punya peran yang menguntungkan dan merugikan. Berikut Quipper Blog bahas satu per satu. Menguntungkan Pada bidang pangan, Arthrospira maxima dan Arthrospira platensis dapat diolah untuk dijadikan suplemen makanan serta obat bidang pertanian, Anabaena cycadae yang bersimbiosis dengan akar pohon pakis haji dapat menyuburkan bidang perikanan, Oscillatoria sp. mengandung protein tinggi sehingga baik untuk makanan ikan dan Chroococcus sp. di perairan tawar bisa menghasilkan oksigen. Merugikan Sebelumnya kita telah membahas tentang blooming. Ternyata, blooming dapat membahayakan perairan karena menghalangi masuknya udara dan cahaya matahari ke dalam air hingga menghasilkan racun yang berbahaya bagi organisme sp. dan Rivularia sp. menyebabkan blooming dan membuat habitatnya menjadi commune tidak hanya menyebabkan batuan dan tanah menjadi licin, tetapi juga dapat melapukkan batuan candi. Kamu sudah sampai di akhir pembahasan materi ini, Quipperian. Bagaimana menurutmu? Semoga pembahasan ini bermanfaat untukmu, ya. Sampai jumpa di pembahasan lainnya! Yuk, gabung dengan Quipper Video yuk untuk mengakses materi lengkap mata pelajaran Biologi kelas X lengkap dengan video tutornya! Penulis Evita
Selamat datang Kawan Mastah! Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai bakteri autotrof dan bagaimana cara mereka memperoleh makanan. Bakteri autotrof merupakan jenis bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara yang cukup unik dan menarik untuk dipelajari. Mari kita simak penjelasannya secara lebih detail di bawah ini. Pengertian Bakteri Autotrof Bakteri autotrof adalah jenis bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis atau kemosintesis. Bakteri autotrof adalah organisme yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan makannya karena mampu mengambil energi dari lingkungan sekitarnya untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makanannya. Cara kerja bakteri autotrof dalam memperoleh makanan ini berbeda dari bakteri heterotrof yang memerlukan makanan dari organisme lain untuk hidup. Bakteri autotrof umumnya terdapat pada lingkungan yang memiliki kadar oksigen yang rendah, seperti dalam air atau tanah. Mereka menggunakan berbagai jenis ion atau senyawa kimia dalam air atau tanah sebagai sumber energi untuk membuat makanannya. Beberapa contoh bakteri autotrof yang terkenal antara lain bakteri Nitrosomonas, Rhizobium, dan Chlorobium. Setiap jenis bakteri autotrof memiliki cara kerja dan sumber energi yang berbeda untuk memperoleh makanannya. 1. Fotosintesis Salah satu cara bakteri autotrof memperoleh makanannya adalah melalui proses fotosintesis. Bakteri autotrof yang melakukan fotosintesis menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk membuat makanannya. Selain itu, bakteri autotrof juga memanfaatkan zat-zat kimia yang berada di sekitarnya untuk membantu proses pembuatan makanannya, seperti CO2, air, dan mineral. Proses ini dilakukan melalui organel yang disebut dengan kloroplas atau pigmen yang bernama klorofil. Bakteri autotrof yang melakukan fotosintesis antara lain Cyanobacteria dan Rhodospirillum. 2. Kemosintesis Metabolisme kemosintetik selain menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi, juga dapat menggunakan sumber energi dari senyawa kimia yang bersifat oksidan atau reduktan. Contoh senyawa kimia yang dapat digunakan oleh bakteri autotrof dalam proses kemosintesis adalah belerang dan besi. Bakteri autotrof yang melakukan kemosintesis adalah bakteri yang hidup di lingkungan yang kaya akan zat-zat kimia yang dapat diubah menjadi sumber energi. Beberapa contoh bakteri autotrof yang melakukan kemosintesis adalah Nitrosomonas, Nitrobacter, Sulfurimonas, dan Methylocystis. Peran Bakteri Autotrof Bakteri autotrof memiliki peran penting dalam siklus biogeokimia. Bakteri autotrof yang melakukan fotosintesis menjadi produsen utama di dalam lingkungan. Tanpa bakteri autotrof, tidak akan ada produsen yang dapat memenuhi kebutuhan energi organisme lain dalam rantai makanan. Bakteri autotrof yang melakukan kemosintesis juga memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan nutrisi dan iklim di lingkungan. Bakteri autotrof yang melakukan kemosintesis dapat mereduksi belerang dan nitrogen menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh organisme lain, sehingga organisme lain dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. FAQ Pertanyaan Jawaban Apa itu bakteri autotrof? Bakteri autotrof adalah jenis bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis atau kemosintesis. Apa perbedaan antara bakteri autotrof dengan bakteri heterotrof? Bakteri autotrof dapat membuat makanannya sendiri menggunakan sumber energi dari lingkungan sekitarnya, sedangkan bakteri heterotrof memerlukan makanan dari organisme lain untuk hidup. Apa saja contoh bakteri autotrof? Beberapa contoh bakteri autotrof adalah Nitrosomonas, Rhizobium, Chlorobium, Cyanobacteria, dan Rhodospirillum. Bagaimana cara kerja bakteri autotrof dalam memperoleh makanan? Bakteri autotrof menggunakan sumber energi dari lingkungan sekitarnya untuk membuat makanannya, melalui proses fotosintesis atau kemosintesis. Apa peran bakteri autotrof dalam siklus biogeokimia? Bakteri autotrof memiliki peran penting sebagai produsen dan menjaga ketersediaan nutrisi dan iklim di lingkungan. Demikianlah pembahasan mengenai bakteri autotrof dan cara mereka memperoleh makanan. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan kita semua. Terima kasih telah membaca, Kawan Mastah! Bakteri Autotrof Memperoleh Makanan Dengan Cara
bagaimana cara cyanobacteria memperoleh makanannya